Contoh Soal PLS
Soal Latihan Pendidikan Lanjutan KEPI/SPI
Pilihan Ganda (Ganda Kembang)
Masih dalam proses..
Boleh dicoba latihan soal dibawah ini, lumayan daripada lu manyun..
2. Dalam Pendekatan Pasar, dasar fundamental untuk membuat penyesuaian adalah:
a. Menyesuaikan perbedaan di antara aset yang dinilai dengan transaksi data pasar atau efek yang diperdagangkan
b. Identifikasi tolok ukur penilaian / bukti pembanding yang digunakan pelaku pasar pada pasar yang relevan
c. Bukti transaksi dari perusahaan pembanding yang memberikan indikasi nilai yang membutuhkan penyesuaian yang signifikan
d. Diskon dan premium yang relevan
Penjelasan:
Dalam Pendekatan Pasar, penyesuaian dilakukan untuk mengatasi perbedaan antara properti yang dinilai dan properti pembanding. Penilai menyesuaikan nilai properti pembanding berdasarkan berbagai faktor seperti lokasi, ukuran, kondisi, dan fitur unik lainnya agar lebih setara dengan properti yang dinilai. Dengan demikian, dasar fundamental untuk membuat penyesuaian adalah memperhitungkan perbedaan-perbedaan ini melalui data pasar atau aset yang relevan, untuk menghasilkan nilai yang lebih akurat dan dapat dibandingkan.
1. Penilai tidak diharuskan untuk menggunakan lebih dari satu pendekatan dan/atau metode dalam penilaian, bila dan apabila:
a. Apabila Penilai memiliki tingkat keyakinan yang tinggi mengenai akurasi dan keandalan dari satu metode
b. Apabila terdapat keterbatasan fakta atau data masukan yang dapat diobservasi di pasar untuk penerapan satu metode dalam menghasilkan kesimpulan yang dapat diandalkan
c. Kesimpulan nilai yang dihasilkan dari pendekatan dan/atau metode tersebut seharusnya wajar
d. Semua jawaban yang disajikan diatas tidak ada yang benar
Penjelasan:
Dalam praktik penilaian, meskipun idealnya menggunakan lebih dari satu pendekatan atau metode untuk mendapatkan nilai yang lebih objektif dan menyeluruh, seorang penilai dapat memutuskan untuk hanya menggunakan satu metode jika ia memiliki tingkat keyakinan yang tinggi mengenai akurasi dan keandalan metode tersebut. Hal ini biasanya terjadi ketika metode yang digunakan sangat sesuai dengan jenis properti yang dinilai, dan data yang tersedia sangat mendukung hasil yang akurat dari metode tersebut.
a. Menyesuaikan perbedaan di antara aset yang dinilai dengan transaksi data pasar atau efek yang diperdagangkan
b. Identifikasi tolok ukur penilaian / bukti pembanding yang digunakan pelaku pasar pada pasar yang relevan
c. Bukti transaksi dari perusahaan pembanding yang memberikan indikasi nilai yang membutuhkan penyesuaian yang signifikan
d. Diskon dan premium yang relevan
Penjelasan:
Dalam Pendekatan Pasar, penyesuaian dilakukan untuk mengatasi perbedaan antara properti yang dinilai dan properti pembanding. Penilai menyesuaikan nilai properti pembanding berdasarkan berbagai faktor seperti lokasi, ukuran, kondisi, dan fitur unik lainnya agar lebih setara dengan properti yang dinilai. Dengan demikian, dasar fundamental untuk membuat penyesuaian adalah memperhitungkan perbedaan-perbedaan ini melalui data pasar atau aset yang relevan, untuk menghasilkan nilai yang lebih akurat dan dapat dibandingkan.
3. Yang mana yang merupakan faktor yang paling fundamental dari Pendekatan Pendapatan
a. Investor mengharapkan untuk menerima pengembalian dari investasinya
b. Investor mengharapkan pengembalian yang diterima merefleksikan tingkat risiko investasi.
c. Investor hanya bisa mengharapkan kompensasi atas risiko sistematis
d. Investor hanya melihat kemampuan aset dalam menghasilkan pendapatan
Penjelasan:
Pendekatan Pendapatan didasarkan pada prinsip bahwa nilai properti atau aset ditentukan oleh potensi penghasilan yang dihasilkan oleh aset tersebut di masa depan. Asumsi fundamental dalam pendekatan ini adalah bahwa investor mengharapkan untuk menerima pengembalian dari investasinya. Pendapatan yang diharapkan dari aset merupakan inti dari perhitungan dalam pendekatan ini, karena nilai pasar dari aset dihitung berdasarkan arus kas atau penghasilan yang dihasilkannya, dengan mempertimbangkan tingkat risiko dan diskonto yang relevan.
Oleh karena itu, meskipun aspek risiko (seperti pada opsi b) juga penting, faktor yang paling fundamental adalah ekspektasi akan pengembalian.
4. Pendekatan Pendapatan memberikan indikasi nilai
a. Nilai Mayoritas
b. Nilai Minoritas
c. Pernyataan A & B salah
d. Pernyataan A & B benar
Penjelasan:
Pendekatan Pendapatan memberikan indikasi nilai pasar dari sebuah properti atau aset berdasarkan kemampuan aset tersebut menghasilkan pendapatan di masa depan, bukan secara spesifik mengacu pada nilai mayoritas atau minoritas. Istilah "nilai mayoritas" dan "nilai minoritas" biasanya berkaitan dengan kepemilikan saham dalam konteks penilaian bisnis atau kepemilikan ekuitas, bukan penilaian properti atau aset yang menghasilkan pendapatan secara umum.
5. Pada umumnya, proyeksi arus kas akan mereflesikan
a. Arus kas interval periodik
b. Arus kas untuk periode eksplisit
c. Arus kas tunggal yang paling mungkin
d. Arus kas masa depan yang memungkinkan dengan berbagai skenario
Penjelasan:
Dalam Pendekatan Pendapatan, khususnya dalam metode Discounted Cash Flow (DCF), proyeksi arus kas biasanya dilakukan untuk suatu periode eksplisit yang mencakup beberapa tahun ke depan, tergantung pada estimasi proyeksi arus kas untuk aset tersebut. Selama periode eksplisit ini, arus kas dihitung setiap tahun atau dalam interval tertentu, dengan memperhitungkan pendapatan, biaya, dan faktor risiko. Setelah periode eksplisit, proyeksi nilai sisa (terminal value) dihitung untuk menggambarkan nilai aset setelah periode eksplisit tersebut.
6. Penilai harus menerapkan metode yang wajar untuk menentukan Nilai Terminal. Metode yang paling umum digunakan adalah:
a. Model Gordon growth
b. Exit Value
c. Band of Investment
d. Tidak ada yang benar dari semua pernyataan diatas
Penjelasan:
Dalam penilaian menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF), metode yang paling umum digunakan untuk menentukan Nilai Terminal (nilai sisa setelah periode proyeksi eksplisit) adalah Model Gordon Growth atau Gordon Growth Model. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa arus kas atau pendapatan akan tumbuh secara stabil pada tingkat pertumbuhan tetap di masa mendatang. Dengan rumus:
Nilai Terminal = Arus Kas Tahun Terakhir × (1+Tingkat Pertumbuhan) / Tingkat Diskonto − Tingkat Pertumbuhan
Model Gordon Growth menjadi metode populer untuk menentukan nilai terminal karena kesederhanaannya dan asumsi pertumbuhan yang stabil.
7. Dalam menentukan tingkat diskonto, Seorang Penilai seharusnya mempertimbangkan
a. Resiko yang terkait dengan proyeksi arus kas yang digunakan
b. Jenis arus kas yang digunakan
c. Dasar Nilai yang diterapkan
d. Pendapat profesional lainnya berdasarkan pengalaman atau pelaku transaksi
Penjelasan:
Dalam menentukan tingkat diskonto, faktor paling penting yang harus dipertimbangkan oleh seorang penilai adalah risiko yang terkait dengan proyeksi arus kas yang digunakan. Tingkat diskonto mencerminkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, yang bergantung pada tingkat risiko arus kas di masa depan. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat diskonto yang akan diterapkan untuk mengkompensasi ketidakpastian tersebut. Selain itu, penilai juga dapat mempertimbangkan jenis arus kas dan dasar nilai yang diterapkan, tetapi risiko adalah faktor paling mendasar dalam menentukan tingkat diskonto.
8. Tanggung Jawab utama seorang Penilai dalam setiap penugasan terletak pada:
a. Mendefinisikan permasalahan tugas yang akan dilaksanakan
b. Menentukan dasar nilai yang akan digunakan dalam penugasan
c. Proses Implementasi dalam bentuk Investigasi dan penerapan pendekatan secara keseluruhan
d. Semua jawaban salah
Penjelasan:
Tanggung jawab utama seorang penilai adalah untuk melaksanakan penilaian yang menyeluruh dan akurat. Hal ini mencakup proses implementasi yang terdiri dari investigasi mendalam terhadap objek yang dinilai, penerapan metode yang tepat, dan analisis data pasar yang relevan. Meski mendefinisikan permasalahan dan menentukan dasar nilai juga merupakan bagian penting dari proses penilaian, keseluruhan tugas penilaian bertumpu pada pelaksanaan investigasi dan penerapan pendekatan yang komprehensif agar hasil penilaian akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
9. Ruang Lingkup Penugasan mengatur tentang?
a. Tujuan penilaian yang disepakati
b. Tingkat kedalaman investigasi
c. Prosedur serta asumsi yang akan digunakan
d. Semua jawaban diatas wajib tercantum dalam Ruang Lingkup Penugasan
Penjelasan:
Ruang Lingkup Penugasan adalah bagian penting dari laporan penilaian yang mengatur berbagai aspek terkait penugasan penilaian. Hal ini mencakup:
Tujuan penilaian yang disepakati (apa yang menjadi tujuan utama dari penilaian),
Tingkat kedalaman investigasi (seberapa mendalam penilai akan menganalisis objek yang dinilai),
Prosedur serta asumsi yang akan digunakan (metode, prosedur, dan asumsi yang mendasari penilaian).
Ketiga aspek tersebut wajib tercantum dalam Ruang Lingkup Penugasan untuk memastikan bahwa laporan penilaian dapat dipahami dan dievaluasi dengan jelas oleh semua pihak yang terlibat.
10. PT XYZ berlaku sebagai pemberi tugas menunjuk KJPP WDK untuk melakukan penilaian untuk tujuan laporan keuangan yang diaudit oleh E&Y. KJPP WDK hanya menuliskan PT. XYZ sebagai pengguna laporan dalam Laporan Penilaiannya, apakah E&Y bisa menggunakan dan mengutip laporan tersebut untuk mendukung opini auditnya?
a. Berhak, karena tujuan Audit berada diatas segalanya termasuk dengan regulasi hukum yang mengikat atas dasar pemberian opini audit
b. Berhak, selama PT. XYZ melakukan perubahan privasi kontrak hukum antara pemberi tugas dan Manajemen Expert dengan persyaratan pada publikasi laporan penilaian
c. Tidak berhak, karena bertentangan dengan privasi kontrak hukum antara pemberi tugas dan kepentingan manajemen atas penunjukannya kepada KJPP WDK
d. Tidak berhak, karena deliverable kontrak kerja bersifat kaku dan sesuai dengan apa yang telah disepakati antara Manajemen PT. XYZ dan KJPP WDK
Penjelasan:
Dalam konteks penilaian, KJPP WDK hanya memiliki kewajiban kepada PT. XYZ sebagai pengguna yang ditetapkan dalam laporan penilaian tersebut. Penggunaan laporan oleh pihak lain, seperti auditor E&Y, umumnya memerlukan persetujuan eksplisit atau perluasan ruang lingkup kontrak yang mengatur siapa saja yang berhak menggunakan laporan tersebut. Tanpa adanya perubahan atau izin tambahan dalam kontrak, auditor tidak berhak secara otomatis untuk menggunakan dan mengutip laporan tersebut sebagai dasar opini audit, karena itu akan melanggar batasan yang disepakati dalam kontrak kerja.
11. Apabila sebuah KJPP mendapatkan penugasan yang berulang dari pemberi Tugas, apakah Inspeksi boleh tidak dilakukan?
a. Tidak perlu dilakukan karena Penilai sebelumnya telah menginspeksi objek penilaian yang dimaksud
b. Tidak perlu dilakukan karena telah terbiasa dengan karakteristik objek penilaian yang dinilai termasuk lokasinya
c. Perlu dilakukan hanya sebatas sampling dan standarisasi untuk pemenuhan dokumentasi penugasan jika ada sidak dari Regulator
d. Perlu dilakukan inspeksi selayaknya klien baru untuk mengetahui dan mengkonfirmasi informasi tambahan dan perubahan apa saja yang telah terjadi.
Penjelasan:
Meskipun KJPP telah melakukan penugasan yang berulang dari pemberi tugas, inspeksi tetap perlu dilakukan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa penilai dapat mengonfirmasi kondisi terkini objek penilaian, memahami perubahan yang mungkin telah terjadi, dan memperoleh informasi tambahan yang relevan. Inspeksi yang menyeluruh membantu menjaga akurasi penilaian dan memastikan bahwa data yang digunakan dalam analisis adalah up-to-date. Kondisi fisik properti, lingkungan sekitar, dan faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai mungkin berubah seiring waktu, sehingga inspeksi tetap diperlukan.
12. Jika dalam penugasan penilaian terdapat pembatasan dalam melakukan inspeksi, penelahaan dan analisis maka penugasan tersebut dapat:
a. Diterima dengan catatan tertentu
b. Diterima selama Ancaman dalam penugasan masih bisa dimitigasi
c. Mundur dari penugasan yang ada
d. Menolak penugasan yang diterima walaupun Pemberi tugas sudah membayar termin tertentu atas harga jasa sebagai tanda kesepakatan
Penjelasan:
Dalam situasi di mana terdapat pembatasan dalam melakukan inspeksi, penelaahan, dan analisis, KJPP dapat menerima penugasan tersebut dengan catatan tertentu. Ini berarti penilai harus mencatat dan mengomunikasikan batasan-batasan yang ada dalam laporan penilaian, serta dampaknya terhadap hasil penilaian. Hal ini juga harus dinyatakan jelas kepada pemberi tugas agar mereka memahami keterbatasan yang ada dan konsekuensi dari keputusan tersebut. Dengan cara ini, penilai melindungi diri mereka dari tanggung jawab yang lebih besar di masa depan terkait hasil penilaian yang mungkin tidak sepenuhnya akurat karena keterbatasan dalam proses penilaian.
13. Kolaborasi Laporan Penilaian dengan Standar Akuntansi bisa ditunjukan dengan
a. Penggunaan dasar Nilai selain nilai pasar mengacu kepada IFRS 13 dan atau PSAK 68
b. Penggunaan dasar Nilai selain nilai pasar mengacu kepada IFRS 7 dan atau PSAK 55
c. Penggunaan dasar Nilai selain nilai pasar mengacu kepada IFRS 9 dan atau PSAK 55
d. Penggunaan dasar Nilai selain nilai pasar mengacu kepada IAS 41 dan atau PSAK 69
Penjelasan:
IFRS 13 dan PSAK 68 mengatur mengenai pengukuran nilai wajar, yang mencakup konsep nilai pasar serta metode penilaian lainnya. IFRS 13 memberikan pedoman tentang bagaimana menentukan nilai wajar untuk berbagai aset dan kewajiban, sedangkan PSAK 68 mengatur tentang pengukuran nilai wajar dalam konteks laporan keuangan di Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan dasar nilai selain nilai pasar yang sesuai dengan standar akuntansi ini adalah relevan untuk kolaborasi laporan penilaian.
14. Model Laporan Penilaian yang manakah yang paling bagus?
a. Laporan Penilaian Lisan
b. Laporan Penilaian Tertulis
c. Laporan Penilaian Terinci
d. Laporan Penilaian Terbatas
Penjelasan:
Laporan Penilaian Terinci adalah yang paling baik di antara pilihan yang ada karena memberikan analisis yang komprehensif, informasi detail, dan dokumentasi yang mendukung hasil penilaian. Laporan ini biasanya mencakup semua metodologi yang digunakan, asumsi yang diambil, data yang dikumpulkan, serta analisis pasar dan kondisi properti. Hal ini penting untuk memberikan transparansi dan memungkinkan pengguna laporan untuk memahami proses penilaian secara mendalam.
Sementara itu, laporan penilaian lisan dan laporan penilaian terbatas mungkin tidak memberikan detail yang cukup, dan meskipun laporan penilaian tertulis lebih baik daripada laporan lisan, laporan tertulis yang terinci adalah yang paling unggul.
15. Pelaporan Penilaian untuk tujuan Laporan Keuangan harus mengacu kepada SPI nomor?
a. SPI 101, SPI 104, SPI 201, SPI 350
b. SPI 102, SPI 103, SPI 201, SPI 330
c. SPI 101, SPI 102, SPI 103, SPI 201
d. SPI 103, SPI 105, SPI 330, SPI 303
Penjelasan:
Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang berkaitan dengan pelaporan penilaian untuk tujuan laporan keuangan mencakup SPI 101 (Umum), SPI 102 (Penggunaan Dasar Nilai), SPI 103 (Penilaian Aset), dan SPI 201 (Prosedur Penilaian). Standar-standar ini memberikan pedoman tentang bagaimana melakukan penilaian yang sesuai dan melaporkannya dalam konteks laporan keuangan, sehingga memberikan informasi yang dapat diandalkan kepada pemangku kepentingan.
16. Aspek terpenting dari suatu Laporan Penilaian
a. Penegasan tujuan penilaian
b. Penegasan Dasar Nilai
c. Mengkomunikasikan jumlah imbalan jasa dengan risiko terkait penugasan
d. Mengkomunikasikan kesimpulan penilaian
Penjelasan:
Aspek terpenting dari suatu Laporan Penilaian adalah mengkomunikasikan kesimpulan penilaian. Kesimpulan ini adalah hasil akhir dari seluruh analisis dan proses penilaian yang telah dilakukan. Laporan penilaian harus dapat memberikan informasi yang jelas dan dapat dimengerti mengenai nilai yang ditentukan, serta alasan dan metodologi yang digunakan untuk mencapai kesimpulan tersebut.
Meskipun penegasan tujuan penilaian, dasar nilai, dan komunikasi risiko juga penting, inti dari laporan penilaian adalah menyampaikan kesimpulan yang dapat diandalkan dan informatif kepada pengguna laporan.
17. Siapa sajakah yang boleh dicantumkan namanya dalam Pernyataan Penilai yang merupakan bagian dari Laporan Penilaian
a. Penilai Bersetifikat, Penilai T, Penilai P dan Penilai A
b. Semua Tim Penilai yang sudah mendapatkan Registrasi Penilai dari Menteri Keuangan sesuai dengan PMK No. 56
c. Hanya Penilai Bersertifikat dan Penilai T
d. Penilai Bersetifikat, Penilai T dan Penilai P (tanpa teregister)
Penjelasan:
Dalam konteks Laporan Penilaian, semua tim penilai yang telah mendapatkan registrasi dari Menteri Keuangan, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 56, dapat dicantumkan dalam Pernyataan Penilai. Hal ini mencakup penilai bersertifikat serta penilai lainnya yang telah terdaftar dan memenuhi persyaratan untuk melakukan penilaian. Dengan mencantumkan semua anggota tim penilai yang berkompeten, laporan penilaian akan lebih transparan dan kredibel.
#PLS #SOAL #SOALLATIHAN
Di tunggu pak . . .
BalasHapusOke siap
Hapus